Saturday, May 2, 2015

Penyelidikan Kanonik dalam Gereja Katolik

Hello world, we meet again.. Last post I’d share about Matrimony Preparation Course, and now I will explain something important yang dinamakeun “Penyelidikan Kanonik”.
Hahaha.. pake bahasa linggis, eh inggeris dikit biar gaya...

Kanonik itu apa sih? Buat orang tipe cuek kayak aku, ah sudahlah..apapun namanya ayo dijalani. Cuma denger info dari teman katanya nanti kamu bakal di-interogasi sama romo, cowok dan cewek gantian, habis itu terakhir bareng, durasi nya bisa berjam-jam... Alamak...macam penyelidikan tersangka aja..
Nah lhoo.. yang orang keppo-ers pasti langsung bertanya-tanya... hehehe..

Dari hasil penelusuran Mbah Gugel, penyelidikan kanonik atau biasa disebut kanonik adalah pemerikasaan resmi dan formal oleh Gereja terhadap calon pengantin. Oleh pastor, wakil gereja, anda akan diselidiki, diperiksa, apakah menurut hukum (canon) Gereja, tidak ditemukan halangan tetap/serius untuk menikah secara Gerejani (YR. Widada Prayitna). Selain itu kesiapan calon pengantin untuk menuju jenjang pernikahan juga diselidiki, dari segi dalamnya cinta, keseriusan, komitmen, dan lain lain.

Halangan nikah yang serius itu misalnya : calon pengantin masih punya istri/suami, atau masih terikat kaul biara atau tahbisan, atau adanya unsur penipuan / paksaan dari salah satu pihak.
Kanonik dilakukan bersama pastor yang nanti akan memberkati perkawinan. Penyelidikan kanonik dealnya dua bulan sblm hari H, kalo sehari sebelum gimana? Ga boleh!! Kalau ternyata baru ketahuan bahwa pasangan mu punya halangan pernikahan serius lalu gereja ga ngebolehin kalian nikah besoknya... Hah? Bisa gitu dibatalin?? YA... 

Istilah nya di-anulasi, setelah dilakukan penelitian secara cermat dan seksama, pengadilan Gereja (tribunal) bahkan dapat membatalkan perkawinan yang sudah dilangsungkan.

Oleh karena itu harus dilakukan jauh-jauh hari, untuk memberi waktu mengurus masalah, terutama untuk kasus-kasus tertentu.

Seems so serious?? Yes, indeed... Karena pernikahan di Gereja Katolik ga main-main bro... Ga langsung instan besok bisa nikah padahal baru ketemu 2 minggu yg lalu...
Makanya pacaran itu perlu biar kita mengenal secara mendalam pasangan kita...asal dilakukan dengan baik dan benar lho yaa..hehehe.

Pernah dengar kalo di gereja, setelah pengumuman pernikahan bagian akhir pasti ada kalimat “bagi yang mengetahui halangan pernikahan di atas harap menghubungi pastor paroki”. Ternyata ini membantu calon mempelai  dan pastor juga lhoo terkait penyelidikan kanonik, kalo ternyata menurut info umat calon mempelai punya halangan dan terbukti benar, maka ijin pernikahan bisa dicabut... hihihiiii, sereeem...

Intinya dalam wawancara kanonik dituntut kejujuran pasangan dalam menjawab pertanyaan romo.
Sebenarnya rada sanksi juga mau cerita bahan wawancara pas kanonik... soalnya kalo udah tau pertanyaannya ntar pada siapin jurus ngeles pas kanonik sama romo... jadi saya keep secret aja yaaa... hehehe...

Yang jelas kemarin sama Romo Kus tu enjoy banget kanonik nya... Eh, sebelumnya mau cerita, aku berangkat gereja jemput cumcum jam nya mepet tembok... yaa maksudnya ngepassss jam 7 nyampe gereja... (dari sini kalian sudah bisa nyimpulin guys, aku tipe orang gimana). Walhasil dapatlah aku sindiran sinis di perjalanan ke gereja, biar ngilangin bete nya aku coba nyanyi lagu rohani sepanjang jalan, aku takut ntar doi kanonik masih bad mood gitu.

Nyampe di gereja, ketemu Mba Aan trus romonya dipanggil... Nunggu ga lama, cumcum sempat ngajak doa bareng dulu... Puji Tuhan dia udah ga badmood... (Thanks God kita ga telat dan bukan romo yang nungguin kita).
Jam sekitar 19.15 cumcum dipanggil duluan, aku nunggu di lobi gereja ditemeni nyamuk, sambil mainan hp.. Hampir jam 20.00 cumcum baru keluar... Fiyuuhh, bener kata orang...lama juga yaa..
Aku masuk ke ruang kerja nya romo, setelah disapa dan disuruh duduk aku disuruh sama romo untuk menumpangkan tangan di atas alkitab dan bersumpah untuk berkata jujur.
Saat itu aku ngerasa ga ada beban dalam menjawab pertanyaan2 romo, rasanya malah kayak curhat, kalo dulu di KMKT mas bleki sering menyebut dengan istilah “ngomyang”. Apapun kujelaskan dan kugambarkan untuk menjawab pertanyaan romo.

Setelah selesai aku disuruh keluar buat manggil cumcum, doi heran knapa aku cepat ya, setengah jam udah selese...
Kita diwawancara bareng trus di review lagi, apa yang tadi kita ceritakan ke romo. Kalo menurutku kisah cinta aku sama cumcum selama 6 tahun ini lempeng2 aja...hehehe... ga ada yang aneh2...(ya syukur dong emangnya berharap yang aneh2 :hammer).

Finally, kami disuruh tanda tangan di formulir yang menunjukkan kalo kita udah dapat ijin menikah... Puji Tuhan...yeaaay...

Dari ikut KPP dan ikut kanonik... aku dan cumcum jadi lebih bangga sama gereja Katolik. Gereja sangat memperhatikan umatnya, dan mendukung terciptanya keluarga yang baik. Kita ga asal dituntut supaya setia monogami sampai akhir tapi juga dituntun supaya kita bisa hidup berdampingan bahagia sampai ajal nanti. Proud to be Catholic!!

Mungkin ada temen-temen yang punya pertanyaan seputar pernikahan Katolik, atau masih ragu2 untuk menikah secara Katolik karena syarat nya “kelihatan ribet” coba kunjungi blog nya Romo YR. Widada Prayitna di link ini: https://yrwidadaprayitna.wordpress.com/2009/10/11/tanya-jawab-pernikahan-di-gereja-katolik/
Disitu ada buaaanyakk sekali pertanyaan yang sering diajukan (Frequently Asked Question) seputar pernikahan Katolik, total ada 115 pertanyaan dan Romo menjawabnya satu persatu!! Wooow.. NB: kalo ga salah ada versi buku nya yang diterbitkan juga.
Semoga kalian dapat pencerahan deh...asyik kok menjalani tahap2 perkawinan Katolik...
Sekian dulu yaaa.. See you in next post... Berkah Dalem


KPP part 2

Halo bro n sis... Kali ini aku mau lanjutin cerita tentang KPP yang sudah kujalani bulan Januari lalu bareng calon isteri. Di hari pertama KPP, kami jadi kebayang bahwa memang pernikahan di Gereja Katolik itu tidak main-main, ngga cuma butuh 2 orang yang suka-sama suka, tapi juga butuh komitmen. Karena menikah di Katolik adalah merupakan sakramen Gereja, dimana kedua pasangan saling menerimakan sakramen yang ditandai dengan janji perkawinan, disaksikan oleh Yesus Kristus pada misa ekaristi yang direpresentasikan oleh Imam.

Sifat dari Sakramen Perkawinan Katolik adalah monogami dan tak terceraikan. Kalaupun terpaksa harus cerai, dijelasin juga bahwa kalo di Katolik mau ngurus cerai itu lamaaaa dan ribeet.. dan notabene harus lewat penyelidikan dari romo paroki, persetujuan uskup, dan cardinal atau bahkan sampai ke Paus. Wooow!! Waahhh.. kok keliatan serem gitu ya... tp memang begitulah proses nya, ibaratnya kalo temen-temen ada yg mengalami gonta ganti pasangan sewaktu pacaran dulu, sekarang untuk menuju pernikahan secara Katolik, pikiran itu harus dihapuskan, jika sudah dikuduskan oleh Sakramen Perkawinan, pasangan tersebut harus menjaga kesucian perkawinannya.

Lewat KPP ini Gereja pengen mempersiapkan pasangan, istilahnya memantapkan hati dan mental sebelum membuat komitmen janji setia di hadapan Imam nanti. Pada akhirnya keputusan apakah pasangan tsb akan tetap lanjut ke jenjang penerimaan sakramen perkawinan akan di serahkan ke masing-masing. Hmmm.. ada yang ngerutin dahi nih kayaknya.. ngebayangin berat jg mau nikah di Katolik, ga bole cerai.

Tapi tenaaang... ga semua pernikahan di Katolik itu seseram di atas, di KPP juga ada sesi dimana pasangan-pasangan Katolik sharing tentang bagaimana menjaga hubungan mereka, bagaimana menjaga komunikasi, mengatasi konflik/beda pendapat, mengatasi gesekan dengan keluarga besar, dll. Yang berkesan adalah waktu itu ada pasangan yang sudah senior (skitar 60 th) yang menyampaikan lika-liku kehidupan mereka dan bagaimana mereka bisa keluar dari masalah dengan pertolongan Yesus Kristus dan bisa terus menjaga keharmonisan keluarga sampai sekarang. Yang paling kami ingat wejangan dari pasangan tsb (lupa namanya) adalah "yg pnting komunikasi, jgn berprasangka: mengko gek-gek (jawa: nanti jangan-jangan) dia begini yaaa.. dia begitu yaa... Kadang ada kebiasaan2 yg tidak bisa kita terima dr pasangan, sampaikan dgn halus “ojo nggetak-nggetak” (jangan dengan membentak), cari jalan tengah nya, dan serahkan semuanya pada Tuhan.
Dalam sesi KPP penyampaian materi nya ga cuma sharing atau ceramah satu arah. Ada suatu sesi dimana pasangan disuruh duduk terpisah berjauhan, kemudian masing-masing diberikan kuesioner untuk diisi sesuai jawaban masing2, kemudian setelah selesai dicocokkan dengan pasangan. 

Pertanyaan di kuesioner nya macem-macem, garis besar nya antara lain:
-          Harapan tentang CINTA
-          Harapan tentang UANG
-          Harapan tentang ANAK-ANAK
-          Harapan tentang HIDUP BERIMAN
-          Harapan tentang KOMUNIKASI
-          Harapan tentang MERTUA
-          Harapan tentang SEKS

Hohoho... materi terakir khusus buat 21+ ya... hehehe.

Peserta KPP disediakan 4 pilihan jawaban untuk tiap pertanyaan jika tidak ada yg sesuai hati bisa diisi sendiri, pilihan harus diisi secara jujur sesuai pilihan hati. Perlu diketahui bahwa pilihan2 dari jawabannya ada yang bertentangan, setelah dicocokkan, jreng-jreng... beberapa pasangan menemukan adanya beda pendapat tentang harapan-harapannya.

Spoiler: Beberapa pertanyaan di kuesioner

Menurutku metode Romo yg membimbing sesi ini sangat bagus, karena pilihan tentang harapan ini memang harusnya disepakati oleh pasangan sedini mungkin, karena apabila bertentangan dan susah untuk disatukan, khawatirnya hubungan yang berjalan nanti akan kurang harmonis. Kuesioner itu juga bisa jadi bahan diskusi tiap pasangan, tujuannya supaya menyatukan pola pikir dan cita-cita dari pasangan, nantinya dikembalikan ke pasangan, apakah ada jalan tengah, atau salah satu mengalah.

Walaupun yg mengisi acara rata2 sudah senior, tapi mereka tetap komunikatif kok, di sela sesi kita diajak joget dan nyanyi bareng “jingle KPP”, lagunya buatku dan cumcum sangat familiar, hehe.. judulnya lupa tp liriknya begini.. “Kasih Yesus Indah2x oh...Indah”
Trus diakhiri dengan jargon “Peserta KPP.. ayo semangat!!”

Oiya, masalah perut, kita ga pernah kelaperan karena selama KPP disediakan snack dan di hari terakhir (hari minggu) ada makan siang.. nyaammm.

Selain itu di bagian akhir jg ada sesi yang menjelaskan tentang seksualitas.
Hihihi.. jangan bayangin di sesi ini kamu bakal diajarin posisi bercinta ya... garis besarnya yang dijelasin adalah bagaimana menjalin kemesraan dengan berhubungan seks. Intinya menurutku adalah komunikasi dan saling melayani. Kalo sama pasangan ga saling komunikasi dan melayani, trus ntar bosen, trus selingkuh, gimana coba?? (amit..amitt..amit)

Dijelaskan juga bahwa karena hubungan suami istri sifatnya adalah pro-kreasi (mendukung terciptanya manusia baru, atau dengan kata lain bisa bikin hamil), maka kegiatan berhubungan badan juga harus dibatasi atau lebih tepatnya dikendalikan (bayangin mau punya anak berapa nanti?? hahaha). Kalangan gereja sangat menentang adanya aborsi, untuk mengendalikan kehamilan, cara yang dianjurkan adalah dengan kb alami yaitu berhubungan intim pada masa infertil, apabila tidak  maka bisa dengan alat kontrasepsi dan KB (tapi ini pilihan relatif dikembalikan ke pasangan).

Di sesi terakhir sebelum pulang, yang mengisi sesi adalah Bu Emma (prodiakon lingkungan ku). Beliau menjelaskan tentang kelengkapan dalam perkawinan Katolik, termasuk catatan sipil (bisa dilihat postingan cumcum tentang ngurus administrasi nikah yaa).
Juga persiapan2 yang harus dipenuhi dalam mengadakan misa seperti teks misa, koor dan bacaan yang dikonsultasikan dengan romo, lalu tahapan Kanonik (apaan tuh?? Liat posting selanjutnya yaa...).

Sekian sedikit share pengalaman aku dan cumcum ikut KPP di gereja St. Paulus Kleco... Mungkin temen2 ada pengalaman KPP yang berbeda atau lebih seru??
Atau berencana daftar KPP di Gereja St. Paulus, Kleco? Bisa kok... hehehe..
Masih ada detail yang pengen di share tapi kasian post nya kepanjangan... next time yaa..

Jalan menuju altar Gereja St. Paulus, Kleco.
(source: http://albertusgregory.blogspot.com/2012/04/gereja-katolik-st-paulus-kleco.html)

Gereja Katolik St. Paulus- Paroki Kleco, Solo:
Alamat: Jl. Belimbing 18, Ker-Ten, Surakarta 57143
Telp: (0271) 716422
Jadwal Perayaan Ekaristi:
Misa Harian: Pk. 05.30 WIB
Misa Jumat Pertama: Pk. 05.30, 18.00 WIB
Misa Mingguan:
Sabtu: Pk. 18.00 WIB
Minggu: Pk. 05.30, 07.30, 18.00 WIB