Halo
bro n sis... Kali ini aku mau lanjutin cerita tentang KPP yang sudah kujalani
bulan Januari lalu bareng calon isteri. Di hari pertama KPP, kami jadi kebayang
bahwa memang pernikahan di Gereja Katolik itu tidak main-main, ngga cuma
butuh 2 orang yang suka-sama suka, tapi juga butuh komitmen. Karena menikah di Katolik adalah merupakan sakramen Gereja, dimana kedua pasangan saling menerimakan sakramen yang ditandai dengan janji perkawinan, disaksikan oleh Yesus Kristus pada misa ekaristi yang direpresentasikan oleh Imam.
Sifat dari Sakramen Perkawinan Katolik adalah monogami dan tak terceraikan. Kalaupun terpaksa harus
cerai, dijelasin juga bahwa kalo di Katolik mau ngurus cerai itu lamaaaa dan
ribeet.. dan notabene harus lewat penyelidikan dari romo paroki, persetujuan
uskup, dan cardinal atau bahkan sampai ke Paus. Wooow!! Waahhh.. kok keliatan
serem gitu ya... tp memang begitulah proses nya, ibaratnya kalo temen-temen ada
yg mengalami gonta ganti pasangan sewaktu pacaran dulu, sekarang untuk menuju pernikahan
secara Katolik, pikiran itu harus dihapuskan, jika sudah dikuduskan oleh
Sakramen Perkawinan, pasangan tersebut harus menjaga kesucian perkawinannya.
Lewat
KPP ini Gereja pengen mempersiapkan pasangan, istilahnya memantapkan hati dan
mental sebelum membuat komitmen janji setia di hadapan Imam nanti. Pada
akhirnya keputusan apakah pasangan tsb akan tetap lanjut ke jenjang penerimaan
sakramen perkawinan akan di serahkan ke masing-masing. Hmmm.. ada yang ngerutin
dahi nih kayaknya.. ngebayangin berat jg mau nikah di Katolik, ga bole cerai.
Tapi
tenaaang... ga semua pernikahan di Katolik itu seseram di atas, di KPP juga ada
sesi dimana pasangan-pasangan Katolik sharing tentang bagaimana menjaga
hubungan mereka, bagaimana menjaga komunikasi, mengatasi konflik/beda pendapat,
mengatasi gesekan dengan keluarga besar, dll. Yang berkesan adalah waktu itu
ada pasangan yang sudah senior (skitar 60 th) yang menyampaikan lika-liku
kehidupan mereka dan bagaimana mereka bisa keluar dari masalah dengan
pertolongan Yesus Kristus dan bisa terus menjaga keharmonisan keluarga sampai
sekarang. Yang paling kami ingat wejangan dari pasangan tsb (lupa namanya)
adalah "yg pnting komunikasi, jgn berprasangka: mengko gek-gek (jawa: nanti jangan-jangan) dia begini yaaa.. dia begitu yaa... Kadang ada kebiasaan2
yg tidak bisa kita terima dr pasangan, sampaikan dgn halus “ojo nggetak-nggetak”
(jangan dengan membentak), cari jalan tengah nya, dan serahkan semuanya pada
Tuhan.
Dalam
sesi KPP penyampaian materi nya ga cuma sharing atau ceramah satu arah. Ada
suatu sesi dimana pasangan disuruh duduk terpisah berjauhan, kemudian
masing-masing diberikan kuesioner untuk diisi sesuai jawaban masing2, kemudian
setelah selesai dicocokkan dengan pasangan.
Pertanyaan di kuesioner nya
macem-macem, garis besar nya antara lain:
-
Harapan tentang CINTA
-
Harapan tentang UANG
-
Harapan tentang ANAK-ANAK
-
Harapan tentang HIDUP BERIMAN
-
Harapan tentang KOMUNIKASI
-
Harapan tentang MERTUA
-
Harapan tentang SEKS
Hohoho...
materi terakir khusus buat 21+ ya... hehehe.
Peserta
KPP disediakan 4 pilihan jawaban untuk tiap pertanyaan jika tidak ada yg sesuai
hati bisa diisi sendiri, pilihan harus diisi secara jujur sesuai pilihan hati.
Perlu diketahui bahwa pilihan2 dari jawabannya ada yang bertentangan, setelah
dicocokkan, jreng-jreng... beberapa pasangan menemukan adanya beda pendapat
tentang harapan-harapannya.
![]() |
Spoiler: Beberapa pertanyaan di kuesioner |
Menurutku
metode Romo yg membimbing sesi ini sangat bagus, karena pilihan tentang harapan
ini memang harusnya disepakati oleh pasangan sedini mungkin, karena apabila
bertentangan dan susah untuk disatukan, khawatirnya hubungan yang berjalan
nanti akan kurang harmonis. Kuesioner itu juga bisa jadi bahan diskusi tiap
pasangan, tujuannya supaya menyatukan pola pikir dan cita-cita dari pasangan,
nantinya dikembalikan ke pasangan, apakah ada jalan tengah, atau salah satu
mengalah.
Walaupun
yg mengisi acara rata2 sudah senior, tapi mereka tetap komunikatif kok, di sela
sesi kita diajak joget dan nyanyi bareng “jingle KPP”, lagunya buatku dan
cumcum sangat familiar, hehe.. judulnya lupa tp liriknya begini.. “Kasih Yesus
Indah2x oh...Indah”
Trus
diakhiri dengan jargon “Peserta KPP.. ayo semangat!!”
Oiya,
masalah perut, kita ga pernah kelaperan karena selama KPP disediakan snack dan
di hari terakhir (hari minggu) ada makan siang.. nyaammm.
Selain
itu di bagian akhir jg ada sesi yang menjelaskan tentang seksualitas.
Hihihi..
jangan bayangin di sesi ini kamu bakal diajarin posisi bercinta ya... garis
besarnya yang dijelasin adalah bagaimana menjalin kemesraan dengan berhubungan
seks. Intinya menurutku adalah komunikasi dan saling melayani. Kalo sama
pasangan ga saling komunikasi dan melayani, trus ntar bosen, trus selingkuh,
gimana coba?? (amit..amitt..amit)
Dijelaskan
juga bahwa karena hubungan suami istri sifatnya adalah pro-kreasi (mendukung
terciptanya manusia baru, atau dengan kata lain bisa bikin hamil), maka
kegiatan berhubungan badan juga harus dibatasi atau lebih tepatnya dikendalikan
(bayangin mau punya anak berapa nanti?? hahaha). Kalangan gereja sangat
menentang adanya aborsi, untuk mengendalikan kehamilan, cara yang dianjurkan
adalah dengan kb alami yaitu berhubungan intim pada masa infertil, apabila
tidak maka bisa dengan alat kontrasepsi
dan KB (tapi ini pilihan relatif dikembalikan ke pasangan).
Di
sesi terakhir sebelum pulang, yang mengisi sesi adalah Bu Emma (prodiakon
lingkungan ku). Beliau menjelaskan tentang kelengkapan dalam perkawinan Katolik,
termasuk catatan sipil (bisa dilihat postingan cumcum tentang ngurus
administrasi nikah yaa).
Juga
persiapan2 yang harus dipenuhi dalam mengadakan misa seperti teks misa, koor
dan bacaan yang dikonsultasikan dengan romo, lalu tahapan Kanonik (apaan tuh?? Liat
posting selanjutnya yaa...).
Sekian
sedikit share pengalaman aku dan cumcum ikut KPP di gereja St. Paulus Kleco... Mungkin
temen2 ada pengalaman KPP yang berbeda atau lebih seru??
Atau
berencana daftar KPP di Gereja St. Paulus, Kleco? Bisa kok... hehehe..
Masih
ada detail yang pengen di share tapi kasian post nya kepanjangan... next time
yaa..
Jalan menuju altar Gereja St. Paulus, Kleco. (source: http://albertusgregory.blogspot.com/2012/04/gereja-katolik-st-paulus-kleco.html) |
Gereja
Katolik St. Paulus- Paroki Kleco, Solo:
Alamat: Jl. Belimbing 18, Ker-Ten, Surakarta 57143
Telp: (0271) 716422
Jadwal Perayaan Ekaristi:
Misa Harian: Pk. 05.30 WIB
Misa Jumat Pertama: Pk. 05.30, 18.00 WIB
Misa Mingguan:
Sabtu: Pk. 18.00 WIB
Minggu: Pk. 05.30, 07.30, 18.00 WIB
Alamat: Jl. Belimbing 18, Ker-Ten, Surakarta 57143
Telp: (0271) 716422
Jadwal Perayaan Ekaristi:
Misa Harian: Pk. 05.30 WIB
Misa Jumat Pertama: Pk. 05.30, 18.00 WIB
Misa Mingguan:
Sabtu: Pk. 18.00 WIB
Minggu: Pk. 05.30, 07.30, 18.00 WIB
No comments:
Post a Comment