Saturday, May 2, 2015

KPP part 2

Halo bro n sis... Kali ini aku mau lanjutin cerita tentang KPP yang sudah kujalani bulan Januari lalu bareng calon isteri. Di hari pertama KPP, kami jadi kebayang bahwa memang pernikahan di Gereja Katolik itu tidak main-main, ngga cuma butuh 2 orang yang suka-sama suka, tapi juga butuh komitmen. Karena menikah di Katolik adalah merupakan sakramen Gereja, dimana kedua pasangan saling menerimakan sakramen yang ditandai dengan janji perkawinan, disaksikan oleh Yesus Kristus pada misa ekaristi yang direpresentasikan oleh Imam.

Sifat dari Sakramen Perkawinan Katolik adalah monogami dan tak terceraikan. Kalaupun terpaksa harus cerai, dijelasin juga bahwa kalo di Katolik mau ngurus cerai itu lamaaaa dan ribeet.. dan notabene harus lewat penyelidikan dari romo paroki, persetujuan uskup, dan cardinal atau bahkan sampai ke Paus. Wooow!! Waahhh.. kok keliatan serem gitu ya... tp memang begitulah proses nya, ibaratnya kalo temen-temen ada yg mengalami gonta ganti pasangan sewaktu pacaran dulu, sekarang untuk menuju pernikahan secara Katolik, pikiran itu harus dihapuskan, jika sudah dikuduskan oleh Sakramen Perkawinan, pasangan tersebut harus menjaga kesucian perkawinannya.

Lewat KPP ini Gereja pengen mempersiapkan pasangan, istilahnya memantapkan hati dan mental sebelum membuat komitmen janji setia di hadapan Imam nanti. Pada akhirnya keputusan apakah pasangan tsb akan tetap lanjut ke jenjang penerimaan sakramen perkawinan akan di serahkan ke masing-masing. Hmmm.. ada yang ngerutin dahi nih kayaknya.. ngebayangin berat jg mau nikah di Katolik, ga bole cerai.

Tapi tenaaang... ga semua pernikahan di Katolik itu seseram di atas, di KPP juga ada sesi dimana pasangan-pasangan Katolik sharing tentang bagaimana menjaga hubungan mereka, bagaimana menjaga komunikasi, mengatasi konflik/beda pendapat, mengatasi gesekan dengan keluarga besar, dll. Yang berkesan adalah waktu itu ada pasangan yang sudah senior (skitar 60 th) yang menyampaikan lika-liku kehidupan mereka dan bagaimana mereka bisa keluar dari masalah dengan pertolongan Yesus Kristus dan bisa terus menjaga keharmonisan keluarga sampai sekarang. Yang paling kami ingat wejangan dari pasangan tsb (lupa namanya) adalah "yg pnting komunikasi, jgn berprasangka: mengko gek-gek (jawa: nanti jangan-jangan) dia begini yaaa.. dia begitu yaa... Kadang ada kebiasaan2 yg tidak bisa kita terima dr pasangan, sampaikan dgn halus “ojo nggetak-nggetak” (jangan dengan membentak), cari jalan tengah nya, dan serahkan semuanya pada Tuhan.
Dalam sesi KPP penyampaian materi nya ga cuma sharing atau ceramah satu arah. Ada suatu sesi dimana pasangan disuruh duduk terpisah berjauhan, kemudian masing-masing diberikan kuesioner untuk diisi sesuai jawaban masing2, kemudian setelah selesai dicocokkan dengan pasangan. 

Pertanyaan di kuesioner nya macem-macem, garis besar nya antara lain:
-          Harapan tentang CINTA
-          Harapan tentang UANG
-          Harapan tentang ANAK-ANAK
-          Harapan tentang HIDUP BERIMAN
-          Harapan tentang KOMUNIKASI
-          Harapan tentang MERTUA
-          Harapan tentang SEKS

Hohoho... materi terakir khusus buat 21+ ya... hehehe.

Peserta KPP disediakan 4 pilihan jawaban untuk tiap pertanyaan jika tidak ada yg sesuai hati bisa diisi sendiri, pilihan harus diisi secara jujur sesuai pilihan hati. Perlu diketahui bahwa pilihan2 dari jawabannya ada yang bertentangan, setelah dicocokkan, jreng-jreng... beberapa pasangan menemukan adanya beda pendapat tentang harapan-harapannya.

Spoiler: Beberapa pertanyaan di kuesioner

Menurutku metode Romo yg membimbing sesi ini sangat bagus, karena pilihan tentang harapan ini memang harusnya disepakati oleh pasangan sedini mungkin, karena apabila bertentangan dan susah untuk disatukan, khawatirnya hubungan yang berjalan nanti akan kurang harmonis. Kuesioner itu juga bisa jadi bahan diskusi tiap pasangan, tujuannya supaya menyatukan pola pikir dan cita-cita dari pasangan, nantinya dikembalikan ke pasangan, apakah ada jalan tengah, atau salah satu mengalah.

Walaupun yg mengisi acara rata2 sudah senior, tapi mereka tetap komunikatif kok, di sela sesi kita diajak joget dan nyanyi bareng “jingle KPP”, lagunya buatku dan cumcum sangat familiar, hehe.. judulnya lupa tp liriknya begini.. “Kasih Yesus Indah2x oh...Indah”
Trus diakhiri dengan jargon “Peserta KPP.. ayo semangat!!”

Oiya, masalah perut, kita ga pernah kelaperan karena selama KPP disediakan snack dan di hari terakhir (hari minggu) ada makan siang.. nyaammm.

Selain itu di bagian akhir jg ada sesi yang menjelaskan tentang seksualitas.
Hihihi.. jangan bayangin di sesi ini kamu bakal diajarin posisi bercinta ya... garis besarnya yang dijelasin adalah bagaimana menjalin kemesraan dengan berhubungan seks. Intinya menurutku adalah komunikasi dan saling melayani. Kalo sama pasangan ga saling komunikasi dan melayani, trus ntar bosen, trus selingkuh, gimana coba?? (amit..amitt..amit)

Dijelaskan juga bahwa karena hubungan suami istri sifatnya adalah pro-kreasi (mendukung terciptanya manusia baru, atau dengan kata lain bisa bikin hamil), maka kegiatan berhubungan badan juga harus dibatasi atau lebih tepatnya dikendalikan (bayangin mau punya anak berapa nanti?? hahaha). Kalangan gereja sangat menentang adanya aborsi, untuk mengendalikan kehamilan, cara yang dianjurkan adalah dengan kb alami yaitu berhubungan intim pada masa infertil, apabila tidak  maka bisa dengan alat kontrasepsi dan KB (tapi ini pilihan relatif dikembalikan ke pasangan).

Di sesi terakhir sebelum pulang, yang mengisi sesi adalah Bu Emma (prodiakon lingkungan ku). Beliau menjelaskan tentang kelengkapan dalam perkawinan Katolik, termasuk catatan sipil (bisa dilihat postingan cumcum tentang ngurus administrasi nikah yaa).
Juga persiapan2 yang harus dipenuhi dalam mengadakan misa seperti teks misa, koor dan bacaan yang dikonsultasikan dengan romo, lalu tahapan Kanonik (apaan tuh?? Liat posting selanjutnya yaa...).

Sekian sedikit share pengalaman aku dan cumcum ikut KPP di gereja St. Paulus Kleco... Mungkin temen2 ada pengalaman KPP yang berbeda atau lebih seru??
Atau berencana daftar KPP di Gereja St. Paulus, Kleco? Bisa kok... hehehe..
Masih ada detail yang pengen di share tapi kasian post nya kepanjangan... next time yaa..

Jalan menuju altar Gereja St. Paulus, Kleco.
(source: http://albertusgregory.blogspot.com/2012/04/gereja-katolik-st-paulus-kleco.html)

Gereja Katolik St. Paulus- Paroki Kleco, Solo:
Alamat: Jl. Belimbing 18, Ker-Ten, Surakarta 57143
Telp: (0271) 716422
Jadwal Perayaan Ekaristi:
Misa Harian: Pk. 05.30 WIB
Misa Jumat Pertama: Pk. 05.30, 18.00 WIB
Misa Mingguan:
Sabtu: Pk. 18.00 WIB
Minggu: Pk. 05.30, 07.30, 18.00 WIB


No comments:

Post a Comment